Nilakarmila Bancin Blog's
Jadilah Dinding yang kuat saat masa-masa Sukar, Jadilah Matahari yang Tersenyum saat masa-masa Indah.
Kamis, 12 Desember 2013
MATA KULIAH UMUM (MKU)
DAMPAK PENGGUNAN BAHASA PROKEM / GAUL TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : NILA KARMILA BANCIN
KELAS : A-REG PENDIDIKAN AKUNTANSI
TUGAS : BAHASA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
DAMPAK PENGGUNAN BAHASA PROKEM / GAUL TERHADAP PENGEMBANGAN
BAHASA INDONESIA
NILAKARMILA
BANCIN
ABSTRAK
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi
sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa
akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai
fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan
kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa
menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan
bangsa kita. Bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa
rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan
dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau
komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai.
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa prokem/gaul dan
parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa
gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada
pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa prokem/gaul yang
sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri
generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Apabila
kegemaran menggunakan bahasa prokem / gaul ini berlangsung lama dan makin
dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa
Indonesia.
Kata Kunci: Prokem, Bahasa Indonesia
A.
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi
sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran
berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan.
Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang
disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa
disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak baik.
Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi
atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam
berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi,
integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul.
Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa
anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang
muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan
penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun
1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya anak jalanan
disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul
yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari
semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari
bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul
merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu
daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal
khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan
dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul
pada tahun 1999.
B.
PENGERTIAN
BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi. Arbiter yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri, berdasarkan pengertian Harimurti Kridalaksana.
Wojowarsito berpengertian bahwa bahasa adalah alat manusia
mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang
bahasa.
Bahasa adalah kode yang merupakan gabungan fonem
sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat
yang memiliki arti. Bahasa merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk
berpikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L.
Grootaers).
Bahasa itu meliputi dua bidang yaitu: bunyi yang
dihasilkan oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tesirat dalam arus
bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita,
serta atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang
menyebabkan adanya reaksi tersebut.
C.
PROKEM
ATAU BAHASA GAUL
Bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar
yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan
oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul. Berdasarkan sejarahnya bahasa ini
adalah bahasa sandi yang digunakan oleh anak jalanan atau preman/prokem
(pr+OK+em+an= prokem; dua fonem terakhir dihilangkan). Bahasa gaul (prokem)
mengawali popularitasnya pada tahun 1998 (Ajip Rosidi). Ternyata seiring
perkembangannya bahasa para prokem ini menjadi bahasa pergaulan yang
penyebarannya sulit untuk dibendung.
Seiring berkembangnya zaman, bahasa prokem menjadi bahasa pergaulan yang
penyebarannya sulit dibendung terutama di kalangan remaja bahkan pada saat ini
anak sekolah yang duduk di Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas bahkan di Perguruan
Tinggi pun sudah mengenal bahasa prokem. Anak-anak sekarang, terutama didaerah
perkotaan banyak yang sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baku
misalnya dengan menyebutkan elo, gue, mokap, bokap, sangat-banget, serius menjadi cius, beneran menjadi nelan, tidak menjadi enggak dan lain
sebagainya
D. PEMAKAIAN BAHASA PROKEM/GAUL MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
BAHASA INDONESIA
Pengaruh Bahasa Indonesia Terhadap Etika Berkomunikasi
Pada Kalangan Remaja Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi
sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai penyampaian informasi.
Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang
disampaikan. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi yang terikat dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan Bahasa
Indonesia yang benar tentu akan menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa
seperti itu akan sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari
dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode, dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan
bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Berbahasa yang baik dapat di
tempatkan pada kondisi resmi atau pada pembicaraan santai dengan mengikuti
kaidah bahasa Indonesia di dalamnya. Bahasa mengambil tiga (3) fungsi yaitu:
1.
Fungsi komulatif sebagai sarana untuk berkomunikasi.
2.
Fungsi ekspresif yang memberikan kesaksian tentang
kenyataan diri kita kepada orang lain.
3.
Fungsi deskriptif yakni menghasilkan pengetahuan
tentang sesuatu.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sebaiknya
diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, terutama yang masih kecil
akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang tua
berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya
sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk
mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang
baik. Setelah itu seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan juga
tingkah laku yang terpuji. Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam
menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengerti
apa yang menjadi maksud dan tujuan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan
tata bahasa yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih
efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam
berkomunikasi, Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk meningkatkan penggunaan
bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan
sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila
dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam
etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang
menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan
makan akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila
seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, maka orang lain yang
mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak
bermoral. Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan
kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik
dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan
jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan
dihargai oleh berbagai kalangan.
Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan
pengguanaan bahasa Indonesia antara lain:
1.
Menyadarkan remaja akan fungsi dan pentingnya dari
bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi
dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.
Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja
dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap
saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat
mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
3.
Proses penyadaran dan pembiasaab ini membutuhkan suatu
kekuatan atau sanksi yang mengikat misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau
karangan dengan bahasa yang baku.
Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa
etika dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari :
Ø Jujur,
tidak berbohong.
Ø Bersikap
Dewasa.
Ø Menggunakan
panggilan/ sebutan orang yang baik.
Ø Menggunakan
pesan bahasa yang efektif dan efisien.
Ø Tidak
mudah emosi/ emosional.
Ø Berbahasa
Indonesia yang baik, ramah dan sopan.
Ø Bertingkah
laku yang baik. Sebagai remaja kita harus aktif dalam penerapan tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar untuk membangun komunikasi yang efektif.
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya
di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul
terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa
gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan
datang.
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai
bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari
pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai
bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian
bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan
dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Dalam pergaulan
internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring
dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau
pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1.
Eksistensi
Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah
generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa
Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan
dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam
kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi
muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi
dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai
meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini
jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini
diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari
pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak
menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2.
Menurunnya
Derajat Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya
dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah
pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa
barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai
penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara
yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing.
Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena
memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa
Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan
untuk itu.
Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa
anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin,
tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada pihak lain muncul
sikap mengagung-agungkan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan
demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan
ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa
asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan
adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing
daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat bahasa
Indonesia di mata orang awam.
E. DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA PROKEM
Dampak penggunaan bahasa prokem ada dua yaitu:
1.
Dampak positif dengan digunakannya bahasa Alay adalah
remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay
ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang
muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan
yang tepat juga.
2.
Dampak negatif lainnya, dapat mengganggu siapa pun
yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak
semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih
lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih
banyak untuk memahaminya. Penggunaan bahasa prokem/gaul dalam kehidupan sehari
– hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia.
Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :
1. Masyarakat
Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2. Masyarakat
Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3. Masyarakat
Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena
merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Dulu
anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi
sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa alay. Misalnya dulu kita memanggil
orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah
atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5. Penulisan
bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia
yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada
penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.”
Jika
hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
Melihat
dampak yang cukup mencengangkan ini yang sebaiknya dilakukan untuk
meminimalisir dampak negatif penggunaan bahasa prokem atau gaul ini adalah sebagai berikut:
Ø Yang
pertama, sebaiknya guru-guru bahasa Indonesia di sekolah
lebih menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar menurut EYD.
Ø Yang
kedua, pada saat berkomunikasi kita harus bisa membedakan
dengan siapa kita berbicara, pada situasi formal atau nonformal. Dengan ini
kita bisa menyeimbangkan penggunaan bahasa dengan baik agar bahasa alay
tidak mendominasi kosakata yang kita miliki.
Ø Yang
ketiga, mengurangi kebiasaan mengirim pesan singkat dengan
tulisan yang aneh. Seperti singkatan kata yang menjadi “yg”dan
bukan “yank”, disamping mudah membacanya akan lebih efisien waktu dan tidak
membuat si penerima pesan merasa kebingungan membaca tulisan kita.
Ø Yang
keempat, banyak membaca tulisan yang menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Artinya di dalam buku tersebut terdapat tulisan
yang formalitas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Misalnya wacana,
berita, ataupun informasi dalam surat kabar.
Ø Yang
kelima, sebaiknya kita rajin membaca KBBI, karena banyak
kosakata bahasa Indonesia yang sudah banyak dilupakan. Ini adalah salah satu
wujud bangga terhadap bahasa kita.
F.
KESIMPULAN
Bahasa menunjukkan bangsa, pemakaian
bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan bangsa kita. Walaupun bahasa
prokem / gaul tidak menjadi
bahasa yang menggantikan bahasa Indonesia, tetapi lebih baik penggunaan bahasa
ini dikurangi, karena dilihat dari kenyataan saat ini, bahasa prokem
/gaul membuat masyarakat Indonesia
kehilangan ciri kebahasa-Indonesiaanya.
Siapa lagi yang bangga dengan bahasa Indonesia jika bukan kita?
Bahasa prokem / gaul mempunyai
dampak positif dan negatif. Dampak negatif lebih cenderung menguasai dan
mengakibatkan permasalahan bagi orang yang menggunakanya. Seperti sulit
berbicara, menulis, membaca bahkan menyimak dalam bahasa yang sesuai EYD. Maka
dari itu sebaiknya kita mencegah dengan cara meminimalisir bahasa prokem / gaul
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila kegemaran menggunakan bahasa
prokem / gaul ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur
semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, S. 2013. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan:
Unimed Press
Keraf, Gorys.1984. Tata Bahasa Indonesia. NTT: Nusa
Indah
http://adiyt.blogspot.com
Minggu 28 Oktober 2012 (21.40)
http://apriyanaodih.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-dalam.html, diakses(15/10/2012)
http://bayu.blogspot.com
Senin, 30 April 2012 (06.44)
http://harmoko.wordpress.com 10
Juni 2010
http://rinaesaseptianti.blogspot.com
Selasa,11 Desember 2012 (01.03)
Sabtu, 23 November 2013
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
PENERAPAN KALOBORASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE
DENGAN MODEL PEMEBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
OLEh
KELOMPOK 8
NAMA : ENDANG PURWANTI
ERTINAWATI Br SELIAN
NILA KARMILA BANCIN
KELAS : A-REG PENDIDIKAN AKUNTANSI
TUGAS : STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
A.
PENGERTIAN
MODEL PEMBELAJARAN
Seiring dengan kemajuan
zaman yang terus berkembang dari hari ke harinya, ternyata dunia pendidikan
juga mengikuti arus perkembangan zaman itu. Salah satu perkembangan itu
ditunjukkan dengan dihadirkannya banyak model-model pembelajaran yang biasa
diterapkan saat ini.
Winataputra
dalam Sugiyanto (2008:21) mengemukakan
bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang
pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Sedangkan dalam buku Syaiful Sagala(
2005:175) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar
Jadi
dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran adalah beberapa cara atau teknik yang digunakan oleh
guru kepada siswa dalam menyajikan materi pembelajaran dalam sebuah proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang sudah dirancang dapat tercapai.
B.
MODEL
PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE
a. Pengertian
Think
Pair and Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Menurut
Arends dalam Triyanto (2011:64) menyatakan bahwa TPS (Think, Pair, Share)
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi
kelas.
Dalam
Nurhadi (2005: 120), Frank Lyman (1981) think pair share merupakan model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran
dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai
kemampuan heterogen.
Jadi
dapat disimpulkan model pembelajaran
Think Pair and Share merupakan salah satu model pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.
b. Langkah-Langkah
1. Berpikir (
thinking ) : Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah
2. Berpasangan
( pairing ) : Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang
disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara
normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Berbagi (
sharing ) : Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk
berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar
sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
4. Guru
memberi kesimpulan
c. Kebaikan
Model
pembelajaran Think Pair and Share baik digunakan dalam rangka melatih berfikir
siswa secara baik digunakan dalam rangka melatih befikir siswa secara baik.
Untuk itu model pembelajaran Think Pair and Share ini menekankan pada
peningkatan Daya nalar siswa, daya kritis siwa, daya imajinasi siswa dan daya
analisis terhadap suatu permasalahan. Dengan demikian kelebihan model
pembelajaran Think Pair and Share yaitu :
1. Dapat
meningkatkan Daya nalar Siswa, daya kritis siswa, daya Imajinasi Siswa dan daya
analisis terhadap suatu permasalahan.
2. Meningkatkan
kerjasama anatara siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok
3. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain.
4. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi ilmu
pengetahuannya
5. Guru
lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika selesai diskusi
d. Kekurangan
Sedangkan
yang menjadi kelemahan dari model pembelajaran ini adalah
1. Sulit
untuk menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat pemikiran siswa
2. Bahan-bahan
yang berkaitan dengan membahas permasalahan yang ada tidak dipersiapkan oleh
guru mauun siswa
3. Kurang
terbiasa memulai pembelajaran dengan suatu permasalahan yang riil atau nyata.
4. Pengalaman
siswa dalam menyelesaikan masalah relative terbatas.
C. MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
(PEMBELAJARAN LANGSUNG)
a. Pengertian
Pembelajaran
langsung dirancang khusus untuk mengembangkan cara belajar peserta didik
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
dengan pola selangkah demi selangkah. Dengan demikian penekanan model
pembelajaran langsung ini adalah materi yang sifatnya beraturan atau berurut
secara sistematis yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Menurut
Arends (dalam Trianto, 2011:41) Model Explicit Instruction adalah salah
satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah.
Explicit
Instruction menurut Kardi (dalam Uno dan Nurdin,
2011:118) adalah suatu model yang berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan
atau praktik, dan kerja kelompok”. Explicit Instruction digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Model Explicit Instruction merupakan suatu
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah
b. Langkah-Langkah
1. Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
3. Membimbing
pelatihan
4. Mengecek
pemahaman dan memberikan umapan balik
5. Memberikan
kesempatan untuk latihan lanjutan
c. Kebaikan
Model
pembelajaran explicit Instruction baik digunakan dalam rangka menciptakan daya
urut atau kemampuan berfikir siswa secara ringkas dan sistematis. Untuk itu,
kelebihan model pembelajaran ini adalah
1. Penyajian
materi dapat lebih ringkas
2. Penyajian
materi dapat berupa skema-skema dalam memudahkan siswa untuk memahaminya
3. Melatih
kemampuan siswa untuk berfikir secara sistematis.
4. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya.
5. Dapat
menuntun proses pembelajaran melalui kegiatan bimbingn yang dilakukan guru.
d. Kelamahan
Kelemahan
dari model pembelajaran ini adalah
1. Guru
sulit membuat ringkasan materi yang bisa mewakili keseluruhan materi
2. Dalam
mendemonstrasikan sering kali media yang digunakan sangat terbatas
3. Dalam
latihan lanjutan adanya siswa yang tidak melakukannya
4. Bahan
bacaan kurang tersedia dengan baik sehingga menyulitkan untuk membuat
materiyang betul-betul dapat mewakili dari keseluruhan materi.
D.
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam
proses belajar mengajar seorang pendidik dapat mengaloborasikan model
pembelajaran TPS (Think Pair and Share) dengan model pembelajaran Explicit
Instruction terhadap peserta didiknya.
Si
Guru dapat memulai kegiatan proses belajar mengajar dengan menerapkan model
pembelajaran TPS terlebih dahulu yakni dengan memberikan pertanyaan terlebih
dahulu kepada anak didiknya terhadap suatu materi atau pembahasan yang akan
berlangsung.
Misalnya
dalam suatu proses belajar mengajar materi yang akan diajarkan adalah tentang jurnal. Si pendidik dapat
bertanya terlebih dahulu kepada siswanya tentang pengertian jurnal, mengapa
dalam perusahaan perlu dibuat jurnal, serta apa jenis-jenis jurnal serta
fungsinya.
Dalam
penerapan model ini si Guru terlebih dahulu membagi siswanya tiap kelompok 2
orang, kemudian mereka diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang beberapa
pertanyaan yang telah diajukan, kemudian setiap kelompok yang ditunjuk berhak
untuk menyampaikan hasil diskusi mereka kepada teman-temannya. Setelah
mendengarkan hasil pendapat para siswanya si guru menyimpulkan materi
pembelajaran
Model
pembelajaran ini perlu dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih
berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu model ini dapat
meningkatkan daya nalar siswa, dan daya analisisnya terhadap suatu materi yang
diajarkan serta dapat meningkatkan kerjasama antar siswa karena model ini
dilakukan secara berpasangan dengan teman sebelahnya. Setelah itu setiap
kelompok yang ditunjuk menyampaikan hasil pendapat mereka terhadap semua temannya
dikelas, hal ini juga mampu menumbuhkan keberanian siswa dalam menyampaikan
pendapatnya. Model ini biasanya tepat dilakukan oleh seorang pendidik untuk materi-materi
yang bersifat teori atau analisis.
Setelah
menerapkan konsep TPS dalam materi Jurnal untuk Mata Pelajaran Akuntansi si Guru
dapat mengaloborasikan model pembelajaran Explicit Instuction. Seperti yang
telah diketahui bahwa Mata Pelajaran akuntansi tidak hanya membahas tentang
teori saja tetapi lebih banyak terhadap praktik yang semuanya itu butuh
penjelasan tahap demi tahapnya. Dalam hal ini guru lebih berperan aktif.
Contohnya untuk materi Jurnal diatas setelah si Guru mengajak siswanya untuk berpikir
tentang jurnal secara teoritis dalam model TPS sekarang waktunya guru untuk
menjelaskan bagaimana tahapan pecatatan jurnal dalam perusahaan, secara
praktiknya dalam model EI. Si guru memandu siswanya dalam membuat jurnal mulai
dari tahap awal dengan menganalisis
transaksinya hingga tahap akhirnya. Hal ini perlu dilakukan karena untuk
materi-materi yang bersifat tahapan yang saling berhubungan si siswa
membutuhkan penjelasan.
Namun
bukan berarti dalam model ini si siswa dibiarkan begitu saja, karena untuk
menigkatkan pencapaian hasil yang lebih baik si guru memberikan latiahan atas
materi yang telah di ajarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim.
2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press.
Istarani.2012.58
Model Pembelajaran. Medan : Media Persada
Trianto. 2011.Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta:Bumi
Aksara.
Langganan:
Postingan (Atom)