Jadilah Dinding yang kuat saat masa-masa Sukar, Jadilah Matahari yang Tersenyum saat masa-masa Indah.
Kamis, 12 Desember 2013
MATA KULIAH UMUM (MKU)
DAMPAK PENGGUNAN BAHASA PROKEM / GAUL TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : NILA KARMILA BANCIN
KELAS : A-REG PENDIDIKAN AKUNTANSI
TUGAS : BAHASA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
DAMPAK PENGGUNAN BAHASA PROKEM / GAUL TERHADAP PENGEMBANGAN
BAHASA INDONESIA
NILAKARMILA
BANCIN
ABSTRAK
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi
sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa
akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai
fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan
kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa
menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan
bangsa kita. Bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa
rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan
dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau
komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai.
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa prokem/gaul dan
parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa
gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada
pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa prokem/gaul yang
sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri
generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Apabila
kegemaran menggunakan bahasa prokem / gaul ini berlangsung lama dan makin
dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa
Indonesia.
Kata Kunci: Prokem, Bahasa Indonesia
A.
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi
sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran
berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan.
Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang
disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa
disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak baik.
Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi
atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam
berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi,
integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul.
Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa
anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang
muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan
penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun
1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya anak jalanan
disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul
yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari
semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari
bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul
merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu
daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal
khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan
dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul
pada tahun 1999.
B.
PENGERTIAN
BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi. Arbiter yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri, berdasarkan pengertian Harimurti Kridalaksana.
Wojowarsito berpengertian bahwa bahasa adalah alat manusia
mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang
bahasa.
Bahasa adalah kode yang merupakan gabungan fonem
sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat
yang memiliki arti. Bahasa merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk
berpikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L.
Grootaers).
Bahasa itu meliputi dua bidang yaitu: bunyi yang
dihasilkan oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tesirat dalam arus
bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita,
serta atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang
menyebabkan adanya reaksi tersebut.
C.
PROKEM
ATAU BAHASA GAUL
Bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar
yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan
oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul. Berdasarkan sejarahnya bahasa ini
adalah bahasa sandi yang digunakan oleh anak jalanan atau preman/prokem
(pr+OK+em+an= prokem; dua fonem terakhir dihilangkan). Bahasa gaul (prokem)
mengawali popularitasnya pada tahun 1998 (Ajip Rosidi). Ternyata seiring
perkembangannya bahasa para prokem ini menjadi bahasa pergaulan yang
penyebarannya sulit untuk dibendung.
Seiring berkembangnya zaman, bahasa prokem menjadi bahasa pergaulan yang
penyebarannya sulit dibendung terutama di kalangan remaja bahkan pada saat ini
anak sekolah yang duduk di Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas bahkan di Perguruan
Tinggi pun sudah mengenal bahasa prokem. Anak-anak sekarang, terutama didaerah
perkotaan banyak yang sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baku
misalnya dengan menyebutkan elo, gue, mokap, bokap, sangat-banget, serius menjadi cius, beneran menjadi nelan, tidak menjadi enggak dan lain
sebagainya
D. PEMAKAIAN BAHASA PROKEM/GAUL MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
BAHASA INDONESIA
Pengaruh Bahasa Indonesia Terhadap Etika Berkomunikasi
Pada Kalangan Remaja Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi
sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai penyampaian informasi.
Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang
disampaikan. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi yang terikat dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan Bahasa
Indonesia yang benar tentu akan menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa
seperti itu akan sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari
dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode, dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan
bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Berbahasa yang baik dapat di
tempatkan pada kondisi resmi atau pada pembicaraan santai dengan mengikuti
kaidah bahasa Indonesia di dalamnya. Bahasa mengambil tiga (3) fungsi yaitu:
1.
Fungsi komulatif sebagai sarana untuk berkomunikasi.
2.
Fungsi ekspresif yang memberikan kesaksian tentang
kenyataan diri kita kepada orang lain.
3.
Fungsi deskriptif yakni menghasilkan pengetahuan
tentang sesuatu.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sebaiknya
diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, terutama yang masih kecil
akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang tua
berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya
sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk
mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang
baik. Setelah itu seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan juga
tingkah laku yang terpuji. Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam
menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengerti
apa yang menjadi maksud dan tujuan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan
tata bahasa yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih
efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam
berkomunikasi, Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk meningkatkan penggunaan
bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan
sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila
dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam
etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang
menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan
makan akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila
seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, maka orang lain yang
mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak
bermoral. Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan
kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik
dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan
jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan
dihargai oleh berbagai kalangan.
Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan
pengguanaan bahasa Indonesia antara lain:
1.
Menyadarkan remaja akan fungsi dan pentingnya dari
bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi
dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.
Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja
dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap
saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat
mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
3.
Proses penyadaran dan pembiasaab ini membutuhkan suatu
kekuatan atau sanksi yang mengikat misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau
karangan dengan bahasa yang baku.
Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa
etika dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari :
Ø Jujur,
tidak berbohong.
Ø Bersikap
Dewasa.
Ø Menggunakan
panggilan/ sebutan orang yang baik.
Ø Menggunakan
pesan bahasa yang efektif dan efisien.
Ø Tidak
mudah emosi/ emosional.
Ø Berbahasa
Indonesia yang baik, ramah dan sopan.
Ø Bertingkah
laku yang baik. Sebagai remaja kita harus aktif dalam penerapan tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar untuk membangun komunikasi yang efektif.
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya
di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul
terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa
gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan
datang.
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai
bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari
pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai
bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian
bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan
dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Dalam pergaulan
internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring
dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau
pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1.
Eksistensi
Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah
generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa
Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan
dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam
kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi
muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi
dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai
meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini
jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini
diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari
pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak
menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2.
Menurunnya
Derajat Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya
dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah
pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa
barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai
penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara
yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing.
Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena
memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa
Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan
untuk itu.
Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa
anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin,
tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada pihak lain muncul
sikap mengagung-agungkan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan
demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan
ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa
asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan
adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing
daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat bahasa
Indonesia di mata orang awam.
E. DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA PROKEM
Dampak penggunaan bahasa prokem ada dua yaitu:
1.
Dampak positif dengan digunakannya bahasa Alay adalah
remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay
ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang
muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan
yang tepat juga.
2.
Dampak negatif lainnya, dapat mengganggu siapa pun
yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak
semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih
lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih
banyak untuk memahaminya. Penggunaan bahasa prokem/gaul dalam kehidupan sehari
– hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia.
Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :
1. Masyarakat
Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2. Masyarakat
Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3. Masyarakat
Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena
merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Dulu
anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi
sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa alay. Misalnya dulu kita memanggil
orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah
atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5. Penulisan
bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia
yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada
penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.”
Jika
hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
Melihat
dampak yang cukup mencengangkan ini yang sebaiknya dilakukan untuk
meminimalisir dampak negatif penggunaan bahasa prokem atau gaul ini adalah sebagai berikut:
Ø Yang
pertama, sebaiknya guru-guru bahasa Indonesia di sekolah
lebih menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar menurut EYD.
Ø Yang
kedua, pada saat berkomunikasi kita harus bisa membedakan
dengan siapa kita berbicara, pada situasi formal atau nonformal. Dengan ini
kita bisa menyeimbangkan penggunaan bahasa dengan baik agar bahasa alay
tidak mendominasi kosakata yang kita miliki.
Ø Yang
ketiga, mengurangi kebiasaan mengirim pesan singkat dengan
tulisan yang aneh. Seperti singkatan kata yang menjadi “yg”dan
bukan “yank”, disamping mudah membacanya akan lebih efisien waktu dan tidak
membuat si penerima pesan merasa kebingungan membaca tulisan kita.
Ø Yang
keempat, banyak membaca tulisan yang menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Artinya di dalam buku tersebut terdapat tulisan
yang formalitas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Misalnya wacana,
berita, ataupun informasi dalam surat kabar.
Ø Yang
kelima, sebaiknya kita rajin membaca KBBI, karena banyak
kosakata bahasa Indonesia yang sudah banyak dilupakan. Ini adalah salah satu
wujud bangga terhadap bahasa kita.
F.
KESIMPULAN
Bahasa menunjukkan bangsa, pemakaian
bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan bangsa kita. Walaupun bahasa
prokem / gaul tidak menjadi
bahasa yang menggantikan bahasa Indonesia, tetapi lebih baik penggunaan bahasa
ini dikurangi, karena dilihat dari kenyataan saat ini, bahasa prokem
/gaul membuat masyarakat Indonesia
kehilangan ciri kebahasa-Indonesiaanya.
Siapa lagi yang bangga dengan bahasa Indonesia jika bukan kita?
Bahasa prokem / gaul mempunyai
dampak positif dan negatif. Dampak negatif lebih cenderung menguasai dan
mengakibatkan permasalahan bagi orang yang menggunakanya. Seperti sulit
berbicara, menulis, membaca bahkan menyimak dalam bahasa yang sesuai EYD. Maka
dari itu sebaiknya kita mencegah dengan cara meminimalisir bahasa prokem / gaul
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila kegemaran menggunakan bahasa
prokem / gaul ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur
semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, S. 2013. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan:
Unimed Press
Keraf, Gorys.1984. Tata Bahasa Indonesia. NTT: Nusa
Indah
http://adiyt.blogspot.com
Minggu 28 Oktober 2012 (21.40)
http://apriyanaodih.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-dalam.html, diakses(15/10/2012)
http://bayu.blogspot.com
Senin, 30 April 2012 (06.44)
http://harmoko.wordpress.com 10
Juni 2010
http://rinaesaseptianti.blogspot.com
Selasa,11 Desember 2012 (01.03)
Langganan:
Postingan (Atom)