PENERAPAN KALOBORASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE
DENGAN MODEL PEMEBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
OLEh
KELOMPOK 8
NAMA : ENDANG PURWANTI
ERTINAWATI Br SELIAN
NILA KARMILA BANCIN
KELAS : A-REG PENDIDIKAN AKUNTANSI
TUGAS : STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
A.
PENGERTIAN
MODEL PEMBELAJARAN
Seiring dengan kemajuan
zaman yang terus berkembang dari hari ke harinya, ternyata dunia pendidikan
juga mengikuti arus perkembangan zaman itu. Salah satu perkembangan itu
ditunjukkan dengan dihadirkannya banyak model-model pembelajaran yang biasa
diterapkan saat ini.
Winataputra
dalam Sugiyanto (2008:21) mengemukakan
bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang
pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Sedangkan dalam buku Syaiful Sagala(
2005:175) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar
Jadi
dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran adalah beberapa cara atau teknik yang digunakan oleh
guru kepada siswa dalam menyajikan materi pembelajaran dalam sebuah proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang sudah dirancang dapat tercapai.
B.
MODEL
PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE
a. Pengertian
Think
Pair and Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Menurut
Arends dalam Triyanto (2011:64) menyatakan bahwa TPS (Think, Pair, Share)
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi
kelas.
Dalam
Nurhadi (2005: 120), Frank Lyman (1981) think pair share merupakan model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran
dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai
kemampuan heterogen.
Jadi
dapat disimpulkan model pembelajaran
Think Pair and Share merupakan salah satu model pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.
b. Langkah-Langkah
1. Berpikir (
thinking ) : Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah
2. Berpasangan
( pairing ) : Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang
disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara
normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Berbagi (
sharing ) : Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk
berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar
sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
4. Guru
memberi kesimpulan
c. Kebaikan
Model
pembelajaran Think Pair and Share baik digunakan dalam rangka melatih berfikir
siswa secara baik digunakan dalam rangka melatih befikir siswa secara baik.
Untuk itu model pembelajaran Think Pair and Share ini menekankan pada
peningkatan Daya nalar siswa, daya kritis siwa, daya imajinasi siswa dan daya
analisis terhadap suatu permasalahan. Dengan demikian kelebihan model
pembelajaran Think Pair and Share yaitu :
1. Dapat
meningkatkan Daya nalar Siswa, daya kritis siswa, daya Imajinasi Siswa dan daya
analisis terhadap suatu permasalahan.
2. Meningkatkan
kerjasama anatara siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok
3. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain.
4. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi ilmu
pengetahuannya
5. Guru
lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika selesai diskusi
d. Kekurangan
Sedangkan
yang menjadi kelemahan dari model pembelajaran ini adalah
1. Sulit
untuk menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat pemikiran siswa
2. Bahan-bahan
yang berkaitan dengan membahas permasalahan yang ada tidak dipersiapkan oleh
guru mauun siswa
3. Kurang
terbiasa memulai pembelajaran dengan suatu permasalahan yang riil atau nyata.
4. Pengalaman
siswa dalam menyelesaikan masalah relative terbatas.
C. MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
(PEMBELAJARAN LANGSUNG)
a. Pengertian
Pembelajaran
langsung dirancang khusus untuk mengembangkan cara belajar peserta didik
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
dengan pola selangkah demi selangkah. Dengan demikian penekanan model
pembelajaran langsung ini adalah materi yang sifatnya beraturan atau berurut
secara sistematis yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Menurut
Arends (dalam Trianto, 2011:41) Model Explicit Instruction adalah salah
satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah.
Explicit
Instruction menurut Kardi (dalam Uno dan Nurdin,
2011:118) adalah suatu model yang berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan
atau praktik, dan kerja kelompok”. Explicit Instruction digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Model Explicit Instruction merupakan suatu
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah
b. Langkah-Langkah
1. Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
3. Membimbing
pelatihan
4. Mengecek
pemahaman dan memberikan umapan balik
5. Memberikan
kesempatan untuk latihan lanjutan
c. Kebaikan
Model
pembelajaran explicit Instruction baik digunakan dalam rangka menciptakan daya
urut atau kemampuan berfikir siswa secara ringkas dan sistematis. Untuk itu,
kelebihan model pembelajaran ini adalah
1. Penyajian
materi dapat lebih ringkas
2. Penyajian
materi dapat berupa skema-skema dalam memudahkan siswa untuk memahaminya
3. Melatih
kemampuan siswa untuk berfikir secara sistematis.
4. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya.
5. Dapat
menuntun proses pembelajaran melalui kegiatan bimbingn yang dilakukan guru.
d. Kelamahan
Kelemahan
dari model pembelajaran ini adalah
1. Guru
sulit membuat ringkasan materi yang bisa mewakili keseluruhan materi
2. Dalam
mendemonstrasikan sering kali media yang digunakan sangat terbatas
3. Dalam
latihan lanjutan adanya siswa yang tidak melakukannya
4. Bahan
bacaan kurang tersedia dengan baik sehingga menyulitkan untuk membuat
materiyang betul-betul dapat mewakili dari keseluruhan materi.
D.
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam
proses belajar mengajar seorang pendidik dapat mengaloborasikan model
pembelajaran TPS (Think Pair and Share) dengan model pembelajaran Explicit
Instruction terhadap peserta didiknya.
Si
Guru dapat memulai kegiatan proses belajar mengajar dengan menerapkan model
pembelajaran TPS terlebih dahulu yakni dengan memberikan pertanyaan terlebih
dahulu kepada anak didiknya terhadap suatu materi atau pembahasan yang akan
berlangsung.
Misalnya
dalam suatu proses belajar mengajar materi yang akan diajarkan adalah tentang jurnal. Si pendidik dapat
bertanya terlebih dahulu kepada siswanya tentang pengertian jurnal, mengapa
dalam perusahaan perlu dibuat jurnal, serta apa jenis-jenis jurnal serta
fungsinya.
Dalam
penerapan model ini si Guru terlebih dahulu membagi siswanya tiap kelompok 2
orang, kemudian mereka diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang beberapa
pertanyaan yang telah diajukan, kemudian setiap kelompok yang ditunjuk berhak
untuk menyampaikan hasil diskusi mereka kepada teman-temannya. Setelah
mendengarkan hasil pendapat para siswanya si guru menyimpulkan materi
pembelajaran
Model
pembelajaran ini perlu dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih
berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu model ini dapat
meningkatkan daya nalar siswa, dan daya analisisnya terhadap suatu materi yang
diajarkan serta dapat meningkatkan kerjasama antar siswa karena model ini
dilakukan secara berpasangan dengan teman sebelahnya. Setelah itu setiap
kelompok yang ditunjuk menyampaikan hasil pendapat mereka terhadap semua temannya
dikelas, hal ini juga mampu menumbuhkan keberanian siswa dalam menyampaikan
pendapatnya. Model ini biasanya tepat dilakukan oleh seorang pendidik untuk materi-materi
yang bersifat teori atau analisis.
Setelah
menerapkan konsep TPS dalam materi Jurnal untuk Mata Pelajaran Akuntansi si Guru
dapat mengaloborasikan model pembelajaran Explicit Instuction. Seperti yang
telah diketahui bahwa Mata Pelajaran akuntansi tidak hanya membahas tentang
teori saja tetapi lebih banyak terhadap praktik yang semuanya itu butuh
penjelasan tahap demi tahapnya. Dalam hal ini guru lebih berperan aktif.
Contohnya untuk materi Jurnal diatas setelah si Guru mengajak siswanya untuk berpikir
tentang jurnal secara teoritis dalam model TPS sekarang waktunya guru untuk
menjelaskan bagaimana tahapan pecatatan jurnal dalam perusahaan, secara
praktiknya dalam model EI. Si guru memandu siswanya dalam membuat jurnal mulai
dari tahap awal dengan menganalisis
transaksinya hingga tahap akhirnya. Hal ini perlu dilakukan karena untuk
materi-materi yang bersifat tahapan yang saling berhubungan si siswa
membutuhkan penjelasan.
Namun
bukan berarti dalam model ini si siswa dibiarkan begitu saja, karena untuk
menigkatkan pencapaian hasil yang lebih baik si guru memberikan latiahan atas
materi yang telah di ajarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim.
2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press.
Istarani.2012.58
Model Pembelajaran. Medan : Media Persada
Trianto. 2011.Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta:Bumi
Aksara.