ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
PT
ASTRA OTOPARTS Tbk
PERIODE
2010-2011
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : NILAKARMILA BANCIN
NIM : 7111142011
KELAS : A-REG PENDIDIKAN AKUNTANSI 2011
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan suatu
gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan. Penilaian kondisi keuangan
perusahan dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan
yang telah diterapkan oleh perusahaan sehinggadiperoleh informasi yang berguna
bagi pihak ekstern perusahaan dalam rangka
pengambilan keputusan. Para emegang saham yang merupakan pihak ekstern
mengandalkan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha
dan mengevaluasi kinerja keuangan yang berhasil dicapai oleh perusahaan tempat
mereka menginvestasi sahamnya. Sedangkan pihak intern perusahaan, yaitu
pemimpin perusahaan/ manajer, menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui
posisi keuangan perusahaannya pada periode yang lalu sehingga perusahaannya dapat
menyusun rencana yang lebih baik dan menetukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
lebih tepat.
Pentingnya laporan keuangan dimana
memberikan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, dan lebih berarti bagi pihak-
pihak yang berkepentingan apabila laporan keuangan diperbandingkan untuk dua
periode atau lebih dan dilakukan analisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh
data yang lebih jelas dalam mendukung keputusan yang akan diambil. Selain itu,
dengan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan, akan diperoleh semua
jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil-hasil yang
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
PT Astra Otoparts Tbk adalah suatu
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan distribusi komponen
otomotif. Disamping itu, perusahaan juga melakukan penyertaan pada 27 anak
perusahaan yang kegiatan usahanya meliputi produksi dan distribusi komponen
otomotif. PT Astra Otoparts Tbk memproduksi barang plastik injection muolding,
komponen aluminium die casting untuk
otomotif, dan sebagai distribusi untuk suku cadang otomotif. Dalam menjalankan
kegiatan usahanya, Perseroan dan beberapa Anak Perusahaan mendapat bantuan
teknis dari beberapa perusahaan Jepang. Produk-produk hasil usaha Perseroan dan
Anak Perusahaan telah digunakan oleh beberapa produsen kenderaan bermotor
sebagai komponen otomotif kenderaan bermotor baik di Indonesia maupun di luar
negeri. Sampai saat ini produk-produk Perseroan telah dipasarkan ke beberapa
negara Asia, Australia, Eropa dan Amerika. Beberapa produsen kenderaan bermotor
di Indonesia, seperti BMW, Bimantara, Chrysler, Chevrolet, Daihatsu, Daewoo,
Ford, Hino, Honda, Hyundai, Toyota, Yamaha dan lain-lain. Dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan, Perseroan melakukan inovasi, memberiakan nilai tambah, dan
produk berorientasi pada pasar. Hal-hal diatas yang mendorong penulis untuk
menganalisis laporan keuangan PT Astra Otoprts Tbk, untuk mengetahui kinerja
keuangan yang berhasil dicapai Perseroan dari Tahun 2010 samapai tahun 2011.
Oleh karena itu dalam karya ilmiah ini penulis memilih judul “ Analisis Laporan Keuangan PT Astra
Otoparts Tbk Periode 2010-2011”.
Profil
Perusahaan
PT Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) adalah perusahaan komponen
otomotif terkemuka Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang
kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Sejarah Astra Otoparts
Ø Bermula dari didirikannya PT Alfa Delta Motor pada tahun 1976,
yang bergerak di perdagangan
otomotif, perakitan mesin
dan konstruksi. Pemilik dari
perusahaan ini adalah William Soeryadjaja dan PT Djaya Pirusa.
Ø 1977 PT Alfa Delta Motor berubah nama menjadi PT Pacifc Western.
Ø 1981 PT Pacifc Western berubah nama menjadi PT Menara Alam
Teknik dan berganti kepemilikan, menjadi milik PT Summa Surya, PT Windu Tri
Nusantara dan PT Multivest.
Ø 1983 Astra membeli saham PT Summa Surya di PT Menara Alam
Teknik.
Ø 1993 Astra mengambil alih seluruh saham PT Menara Alam Teknik,
dan merubah nama PT
Menara Alam Teknik
menjadi PT Menara
Alam Pradipta.
Ø 1996 PT Menara Alam Pradipta berubah nama menjadi PT Astra
Pradipta Internusa. Kemudian terjadi merger antara beberapa perusahaan produsen
komponen dilingkungan Grup Astra, diantaranya PT Astra Pradipta Internusa &
PT Federal Adiwira
Serasi (PT Federal
Adiwira Serasi sebagai
surviving company). PT Federal Adiwira
Serasi berubah nama menjadi PT Astra Dian Lestari.
Ø Pada tahun 1997 berganti menjadi PT Astra Otoparts dan pada
tahun1998 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek
Indonesia) dengan kode transaksi: AUTO. Sejak saat itu PT Astra Otoparts
menjadi perusahaan publik dengan nama PT Astra Otoparts Tbk.
Saat ini perusahaan telah bertransformasi menjadi perusahaan industry
komponen otomotif terbesar di Indonesia yang didukung oleh 6 unit bisnis dan 29
anak perusahaan dengan 36.284 orang karyawan. Beberapa anak perusahaan
merupakan joint venture dengan sejumlah produsen komponen terkemuka dari
Jepang, Eropa dan Amerika, seperti Aisin Seiki, Aisin Takaoka, Akebono, Daido
Steel, Denso, DIC Corporation, GS Yuasa, Kayaba, Keihin, Mahle, NHK Precision,
Nippon Gasket, Nittan Valve, SunFun, Toyoda Gosei, Visteon Corporation, Yazaki
dan Aktiebolaget SKF.
Suku cadang kendaraan bermotor produk Astra Otoparts diserap
pasar segmen pabrikan otomotif atau Original Equipment for Manufacturer (OEM)
dan segmen pasar suku cadang pengganti atau Replacement Market (REM). Pelanggan
Astra Otoparts di segmen OEM diantaranya adalah Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD
Trucks, Mitsubishi, Suzuki, Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Hino. Sedangkan di
segmen REM, produk Astra Otoparts sudah didistribusikan ke seluruh pelosok
nusantara, melalui 68 main dealers dan 12.000 toko-toko spare parts. Produk
Astra Otoparts tidak hanya menguasai pasar dalam negeri tetapi juga
telah merambah ke 49 negara di Timur
Tengah, Asia Oceania,
Afrika, Eropa dan
Amerika. Astra Otoparts memiliki
tiga kantor perwakilan masing-masing di Singapura, Dubai dan Australia.
Pada tahun 2010, Astra Otoparts mencatat pertumbuhan laba bersih
sebesar
48,5%
menjadi Rp 1,14 triliun, tertinggi sejak berdirinya perusahaan. Pencapaian
ini sejalan dengan
program direksi yang
dicanangkan awal tahun
untuk menjadikan Astra Otoparts sebagai “1-Trillion-Rupiah
Company“ yang merupakan jawaban atas tantangan bisnis otomotif, termasuk ASEAN China
Free Trade Area (ACFTA). Keberhasilan mencapai keuntungan bersih tertinggi itu
tidak terlepas dari praktek tata kelola atau Good Corporate Governance (GCG)
yang diterapkan Perseroan. Penerapan GCG tersebut berhasil mendatangkan sejumlah
penghargaan bagi Astra Otoparts, antara lain The Indonesian Corporate
Governance Award 2010, sebagai Perusahaan Terpercaya (The Trusted Company),
dan penghargaan Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) 2010, yang diraih
secara berturut-turut sejak tahun 2007. Prestasi ini mendorong Astra Otoparts berambisi
menjadi pemasok suku
cadang otomotif kelas
dunia atau World Class Auto Parts
Supplier dan mitra pilihan di Indonesia atau Partner of Choice in Indonesia.
Dan untuk mendukung usahanya menjadi pemain otomotif dunia,
Perusahaan mengembangkan Engineering Development Center dan
mengadopsi sistem teknologi informasi terintegrasi. Saat ini Perseroan memiliki
anak perusahaan joint venture dengan sejumlah produsen komponen terkemuka dari
Jepang dan Eropa, seperti Aisin Seiki, Aisin Takaoka, Akebono, Daido Steel,
Denso, DIC Corporation, GS Yuasa,
Kayaba, Keihin, Mahle, Nippon
Gasket, Nittan Valve, Toyoda Gosei, Yazaki dan Aktiebolaget SKF. Astra Otoparts
juga menunjukkan perhatian besar
kepada masyarakat dan
lingkungan melalui sejumlah
program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR), dengan mengadopsi konsep Astra Green Company (AGC) dan Astra Friendly
Company (AFC). Melalui program CSR Perseroan menyediakan pinjaman bergulir
untuk pembiayaan bisnis mikro dan kecil yang berada di sekitar perusahaan,
pemberian bantuan pendidikan dan pemberian bantuan kepada korban bencana alam.
Selama 5 tahun terakhir Astra Otoparts telah membukukan kinerja
keuangan yang solid, diantaranya ditandai dengan rata-rata pertumbuhan
penjualan tahunan yang baik sebesar 17% serta keuntungan bersih di atas Rp 1
triliun pada 2 tahun terakhir, yang mengindikasikan
suatu peningkatan kinerja yang
konsisten dan berkelanjutan.
Dengan profil keuangan yang sehat
dan portofolio bisnis yang beragam,
Astra Otoparts akan
terus bertumbuh menjadi
supplier komponen otomotif kelas
dunia.
Visi
dan Misi Perusahaan
PT. Astra Otoparts Tbk memiliki visi sebagai berikut :
“Senantiasa menjadi kelompok perusahaan otomotif yang handal dan bereputasi,
dalam usaha melayani baik pasar domestik maupun pasar ekspor “.
Untuk memenuhi visi tersebut maka misi dari PT. Astra Otoparts
Tbk adalah “Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan melalui teknologi yang tepat
guna, jaringan distribusi yang kuat, penyediaan yang tepat waktu dan bisa
diandalkan, serta citra merek sendiri “.
Tugas,
Wewenang dan Tanggung Jawab
Struktur
Organisasi tersebut merupakan struktur organisasi pada PT. Astra Otoparts Tbk,
dan dalam tiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawab yang diuraikan sebagai
berikut :
1. Shareholder
Wajib mengadakan rapat tahunan para pemegang saham dalam hal :
Ø Pembagian deviden
Ø Pengangkatan daa pembebastugasan anggota
dewan komisaris dan direksi
Ø Penyetujuan laporan tahunan
2. The Board of Commissioners (Dewan Komisaris)
Ø Dewan komisaris terdiri
dari presiden komisaris,
empat anggota komisaris dua di
antaranya merupakan komisaris independen
Ø Dewan komisaris mengawasi
direksi dalam mengelola
perseroan dan memberikan nasehat
kepada direksi
3. The Board of Directors (Direksi)
Ø Direksi perseroan terdiri dari tujuh direktur, termasuk presiden
direktur, dua wakil presiden direktur. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh
rapat umum pemegang saham
Ø Direksi bertanggungjawab penuh dalam menjalankan tugas
pengelolaan perseroan demi kepentingan perseroan serta mencapai tujuan dan target
perusahaan
4. Audit Committee (Komite Audit)
Ø Komite Audit diketuai
oleh komisaris independen
Perseroan, yaitu Anugerah Pekerti
(diangkat sejak 26 April 2005), dengan anggota Budhy Ratulangi dan Siti
Nurwahyuningsih Harahap.
Ø Fungsi utama dari komite Audit
adalah membantu komisaris
dalam menjalankan tugas supervisi mereka melalui :
a. Mengevaluasi laporan keuangan dan informasi keuangan lain yang dikeluarkan
perseroan kepada pemerintah
atau kepada publik.
b. Mengevaluasi system pengendalian
internal perseroan yang berkaitan dengan keuangan, akunting,
kepatuhan hukum, seperti diputuskan oleh anggota direksi maupun komisaris
c. Mengevaluasi proses audit,
akunting dan laporan keuangan secara umum
5. Corporate Secretary (Sekretaris Perusahaan)
Ø Guna mengembangkan dan mengelola reputasi perseroan sebagai perusahaan
publik, fungsisekretaris perusahaan meliputi :
a. Memonitor
perkembangan pasar modal,
dan secara khusus peraturan-peraturan yang mengatur
pasar modal
b. Memberikan informasi kepada publik mengenai perkembangan pada
perseroan
c. Memberikan tanggapan(feedback) kepada direksi sesuai dengan Undang-Undang No.8
of 1995 tentang
pasar modal dan implementasinya
d. Bertindak sebagai penghubung
(liaison) antara perseroan, bapepam, dan publik
6. Public Relation
Ø Bertanggung jawab atas
hubungan perusahaan dengan
publik saat ini demi perkembangan bisnis dan image bisnis
di kalangan masyarakat
7. Overseas Operation
Ø Bertanggung jawab atas kepgiatan opersai yang bersifat
internasional
8. Bussiness Development
Ø Bertanggung jawab untuk segala keperluan pengembangan bisnis
perusahaan.
9. Bussiness Analysist
Ø Bertanggung jawab dalam menghasilkan suatu strategi bisnis untuk
masa yang akan datang
10. Marketing Competency Development
Ø Bertanggung jawab dalam memperluas jaringan pasar yang ada
Ø Bertanggung jawab dalam pengembangan merek perseroan
Ø Bertanggung jawab dalam berbagai metode pemasaran yang baik
untuk jangka ke depannya baik domestik maupun internasional
11. Corporate Human Resources Development
Ø Bertanggung jawab atas penyeleksian karyawan baru atau magang
Ø Bertanggung jawab atas pengembangan kualitas serta kinerja dari
para karyawan
Ø Mengatur komunikasi yang
baik atau menjalin
hubungan yang baik antara para karyawan yang ada
Ø Mengatur dalam hal pemberian penghargaan bagi para karyawan yang
berprestasi
12. Corporate Community Development, Enviroment, Security
Ø Mengadakan program bantuan sosial, program bantuan ekonomi, program bantuan transformasi dan
program komunikasi sosial
Ø Bertanggung jawab atas aktivitas perseroan agar sesuai dengan lingkungan yang ada
Ø Menciptakan
lingkungan kerja yang
aman bagi para
karyawan untuk bekerja
13. Corporate Information Technology & Legal, Bussiness
improvement, Investor Relation
Ø Bertanggung jawab dalam pengembangan teknologi informasi
perseroan
Ø Bertanggung jawab dalam peningkatan hubungan dengan para
investor
Ø Bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas bisnis
14. Research Development
Ø Bertanggung jawab dalam melakukan
berbagai penelitian dalam mengembangkan suatu produk yang
telah ada ke
arah yang lebih sempurna atau sesuai dengan keinginan
masyarakat
Ø Bertanggung jawab dalam mendesain suatu produk baru
15. Manufacturing Support & Enviroment
Ø Bertanggung jawab dalam dalam meningkatkan kemampuan perseroan
Ø Bertanggung jawab atas kemitraan dalam bisnis manufactur
16. Workshop & machinery project
Ø Bertanggung jawab atas
pembuatan berbagai macam
peralatan yang dibutuhkan perseroan untuk memperbaiki kinerja dari perseroan, mengurangi siklus waktu yang
dibutuhkan, dan mengakselerasi proses produksi, sehingga operasional perseroan
lebih efesien
17. Logistic
Ø Bertanggung jawab atas jaringan distribusi dari perseroan
Ø Bertanggung jawab atas pengontrolan persediaan barang dan waktu
untuk memenuhi suatu pemesanan
Ø Bertanggung jawab atas histori barang yang ada
18. Internal Audit
Visi dari departemen audit internal perseroan adalah menjamin
terlaksananya tata kelola perusahaan
yang baik (Good
Corporate Governance) melalui audit dan penilaian resiko. Juga
ditujukan untuk memberikan nilai tambah dalam hal pengurangan resiko dan
peningkatan usaha. Departemen tersebut juga berfungsi sesuai dengan internal
audit charter, yang menugaskan departemen audit internal untuk melakukan audit
internal yang luas. Untuk memenuhi tujuannya audit internal dilakukan dengan 2
cara :
a. Audit Lapangan
Evaluasi lanjutan untuk memastikan bahwa masalah dan
rekomendasi yang diangkat dalam audit sebelumnya telah diselesaikan. Diskusi
lanjutan dilakukan di berbagai tingkat dalam manajemen untuk mendiskusikan
topik audit tersebut dan mencari solusinya
b. Evaluasi Resiko dan Pengurangan Resiko
Untuk menghadapi tantangan bisnis yang terus bergerak dan
lingkungan tata kelola perusahaan, perseroan telah menetapkan kerangka kerja
managemen resiko perusahaan yang luas.
Kerangka kerja itu melibatkan proses identifikasi, mengelola dan
melaporkan resiko bisnis
yang signifikan, termasuk
resiko strategis dan resiko operasi.
19. HR & GA Operation
Ø Bertanggung jawab atas
segala tingkah laku
dan kondisi para karyawan dalam memenuhi kegiatan kerja
mereka sehari-hari dan memonitor kinerja kerja setiap karyawan dari perseroan
20. Manufactur I
Ø Memproduksi
produk-produk astra region
1 (die casting)
untuk komponen mobil dan motor
21. Manufactur II
Ø Memproduksi produk-produk astra region 2 (plastik) untuk komponen mobil dan motor
22. Domestic sales Operation
Ø Bertanggung jawab dalam memasarkan produk kepada para konsumen dalam lingkup ruang domestik
Ø Bertanggung jawab dalam
penjualan produk perseroan
kepada konsumen dalam lingkup ruang domestik
23. Retail
Ø Bertanggung jawab terhadap
penjualan secara enceran
lewat toko resmi astra kepada
konsumen dan masyarakat luas
24. International business atau export
Ø Bertanggung jawab dalam memasarkan produk kepada para konsumen dalam lingkup internasional
Ø Bertanggung jawab dalam penjualan produk
perseroan kepada konsumen dalam
lingkup internasional
25. Finance, Accounting & SOP
Ø Bertanggung jawab dalam segala utang atau piutang perseroan
Ø Melakukan pencatatan secara terperinci proses keuangan yang
terjadi dalam perseroan
Ø Melakukan kalkulasi terhadap berbagai persyaratan yang masuk ke
dalam syarat bisnis
26. Information Technology Operation
Ø Bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi dalam
kegiatan sehari-hari (dalam hal ini maintenance program yang telah ada)
Ø Dalam perancangan sistem yang baru diharapkan bertindak sebagai
administrator website yang dirancang
KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN
Berdasarkan
karakteristik jenis usahanya PT Astra Otoparts Tbk tergolong dalam perusahaan
manufaktur yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi dan distribusi komponen otomotif.. Berdasarkan
bentuk badan hukumnya perusahaan ini merupakan perusahaan Perseroan Terbatas Terbuka
dimana penanaman modal sudah dimasuki oleh warga negara asing yang sekaligus
menjadi pendiri, pemegang saham, dan pengurusnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja
keuangan PT.Astra Otoparts Tbk selama tahun 2010-2011
berdasarkan analisis-analisis rasio keuangan?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan karya
tulis ini untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT Astra Otoparts Tbk
selama tahun 2010 berdasarkan analisis rasio keuangan.
1.4 Manfaat
a.
Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak manajemen
mengenai kinerja keuangan PT Astra Otoparts Tbk berdasarkan analsis rasio pasar sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola
modal saham yang ditanamkan investor pada perusahaan.
b.
Bagi Calon
Investor dan Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
investor dan calon investor sebelum melakukan keputusan investasi saham serta
untuk menunjang evaluasi terhadap kinerja perusahaan tempat investor menanamkan
investasi.
c.
Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dalam melakukan penelitian di
bidang manajemen keuangan khususnya yang berkaitan dengan analisis rasio pasar.
d.
Bagi Peneliti
Lain
Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan tambahan referensi yang
dapat digunakan sebagai bahan acan bagi peneltian selanjutnya dengan penelitian
yang sama.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Laporan
Keuangan
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila dianalisa lebih lanjut, sehingga diperoleh informasi
yang dapat mendukung kebijakan yang akan diambil.Munawir (2007 : 5) dalam Analisa laporan Keuangan yang dikutip dari Myer
dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa laporan
keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk
suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir
ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar
ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang
ditahan).
Ada beberapa definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli,
yaitu:
1. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2004 : 2) dalam Standar Akuntansi
Keuangan menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2. Harahap (2007 : 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan
laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi
keuangan.
3. Mamduh (2003 : 12) laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan
kegiatan-kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional sekaligus sebagai
evaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan.
4. Munawir (2007:2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan.
Analisa atas
laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan
keuangan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat dan perubahan posisi
keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang
bersangkutan.
Jadi laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi berupa neraca, laporan
laba rugi, dan laporan lain yang dapat memberi informasi yang akurat tentang
keadaan perusahaan dan hasil yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua
yang berkepentingan dalam perusahaan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (2004:4), tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
2.1.3 Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan
pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan memiliki
arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian,
maupun secara keseluruhan. Dwi Prastowo, Rifka Juliaty (2002
: 16) ada dua bentuk laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh
perusahaan, yaitu :
1.
Neraca
Neraca adalah laporan yang
sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu (Munawir, 2007:13). Aktiva tidak terbatas pada kekayaan
perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran
yang belum dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak
berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, dan sebagainya.
Hutang adalah semua kewajiban
keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.
Modal adalah hak atau bagian yang
dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal (modal saham),
surplus, dan laba yang ditahan.
2.
Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu
laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh
oleh suatu peroleh oleh suatu perusahan selama periode tertentu (Munawir,
2007:26).
3.
Laporan Perubahan Modal
Antara neraca dan laporan laba
rugi sering dihubungkan dengan satu laporan yang disebut laporan perubahan
modal (laba ditahan), yang memberikan informasi mengenai perubahan modal (laba
ditahan) selama periode tertentu (Dwi Prastowo, 2005:17).
4.
Laporan Arus Kas
Menurut Dwi Prastowo (2005:33),
laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan perubahan
bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, maupun
pendanaan. Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi
histories mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, dengan
menklasifikasikan arus berdasarkan aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan
selama perriode akuntansi tertentu.
2. 1.4 Pemakai
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan
komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan
keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat
melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan
diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya. Harahap (2007 : 120 – 124) para pemakai laporan
keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat sebagai berikut :
1.
Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui
kondisi keuangan perusahaan, aset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba.
Pemegang saham ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen
yang diberikan amanah, ingin mengetahui jumlah deviden yang diterima, jumlah
pendapatan per saham, jumlah laba yang ditahan, dan ingin mengetahui
perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis,
dan perusahaan lainnya.
2.
Investor
Investor ingin melihat
kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang
dilaporkan.
3.
Analis Pasar Modal
Analis pasar modal ingin
mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan.
4.
Manajer
Manajer ingin mengetahui situasi
ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada
seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Untuk
sampai pada keputusan yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya
kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos neraca, laba/rugi,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even, laba kotor, dan
sebagainya.
5.
Karyawan dan Serikat Pekerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi
keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja atau pindah
dan untuk bisa menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.
6.
Instansi Pajak
Instansi pajak dapat menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar untuk menentukan kebenaran perhitungan pajak,
pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan juga dasar untuk penindakan.
7.
Pemberi Dana (Kreditur)
Sama dengan pemegang saham,
investor, lender seperti bank, investment fund, perusahaan
leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan
baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman .
8.
Supplier
Laporan keuangan bisa menjadi
informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak untuk diberikan fasilitas
kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana potensi resiko yang
dimiliki perusahaan.
9.
Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Pemerintah ingin mengetahui
apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.
10. Langganan atau Lembaga Konsumen
Dengan konsep ekonomi pasar dan
ekonomi persaingan, konsumen sangat diuntungkan. Konsumen berhak mendapat
layanan memuaskan dengan harga equilibrium, dalam kondisi ini konsumen
terlindungi dari kemungkinan praktik yang merugikan baik dari segi kualitas,
kuantitas, harga dan lain sebagainya.
11. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat
membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauhmana perusahaan merugikan
pihak tertentu yang dilindunginya.
12. Peneliti/Akademisi/Lembaga
Peringkat
Bagi peneliti maupun akademisi
laporan keuangan sangat penting, sebagai data primer dalam melakukan penelitian
terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan.
2.2 Analisa Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan
keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai
laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas
keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik (Dwi Prastowo, Rifka Juliaty,
2002 : 24). Munawir (2007 :
36) ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan
keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal
adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa
periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode
horizontal ini disebut pula sebagai metode analisis dinamis. Analisis vertikal
yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu atau satu
saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang
lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut
juga sebagai metode analisis yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh
hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Bernstein (1983) dalam Harahap (2007 : 18) analisis laporan keuangan
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang
terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam
perusahaan.
5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan.
Harahap (2007 : 209) kegiatan yang selalu lazim dilakukan dalam analisis
laporan keuangan dari berbagai teknik yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Menghitung rasio, indeks, perbedaan, kenaikan, penurunan, atau persentase.
2. Membandingkan laporan keuangan baik dengan menggambarkannya, membuat
indeks, membuat angka asli. Angka ini dibandingkan dengan : periode sebelumnya,
perusahaan sejenis, industrial norm (rasio rata-rata industri).
3. Menilai angka-angka : kenaikan, perbedaan dengan lainnya, penurunan atau
rasio lainnya.
4. Menganalisis hubungan satu sama lain atau mencari kemungkinan penyebab
persoalan yang menyebabkan perbedaan penurunan/kenaikan.
5. Menghubungkan antara satu data dengan data lain baik antara data
kuantitatif dengan data kualitatif misalnya antara kenaikan penjualan dengan
kenaikan biaya. Antara data kuantitatif dengan data kualitatif misalnya antara
angka penjualan dengan kondisi ekonomi nasional.
6. Menggunakan model atau rumus-rumus tertentu dengan menggunakan metode
interpelasi, mengujinya sekaligus melihat hasilnya dan membandingkannya dengan
kenyataan yang terjadi.
Analisis
laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan meganalisis rasio pada tiap-tiap
pos laporan keuangannya. Menurut pendapat Slamet Munawir (2002, p37),
analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut. Artinya berdasarkan data-data yang
terdapat dalam laporan keuangan baik dari neraca, laporan laba-rugi, maupun
kedua-duanya dapat dihitung bermacam-macam jenis rasio yang dapat dipergunakan
sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
2.2.2 Keunggulan dan Keterbatasan Rasio Keuangan
Harahap (2007 : 298 - 299) analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding
teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score).
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.
Di samping
keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik seperti :
a.
Bahan
perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement
yang dapat dinilai bias atau subjektif.
b.
Nilai yang
terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost)
bukan harga pasar.
c.
Klasifikasi
dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio
d.
Metode
pencatatan yang tergambar pada dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda
oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan
kesalahan.
2.2.3
Jenis
Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan didesain
untuk memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca
dan laporan rugi-laba). Ada 5 jenis rasio keuangan yaitu (Lukas Prasetya, 2001
: 415):
1. Ratio Likuiditas
Merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang
akan jatuh tempo.
Jenis
dari rasio ini adalah
Ø Current Ratio
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva
lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Current ratio menunjukkan sejauh mana akitiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan
kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya
masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga
kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya
dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009:10).
Current ratio dapat dihitung dengan formula:
Ø Acid Test Ratio
Rasio ini disebut juga Quick ratio yang juga digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya
rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika
terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2009:10)
mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio
ini maka semakin baik kondisi perusahaan.
Acid Test Ratio ratio dapat
dihitung dengan formula :
Ø Cash Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang
tersedia dan yang disimpan di Bank.
Cash Ratio dapat dihitung dengan
formula:
2.
Rasio
Aktivitas
Rasio
ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan
harta-harta yang dimilikinya. Adapun jenis rasio ini adalah
Ø Receivable Turnover
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada
suatu periode tertentu. Rumusnya sebagai berikut :
Receivable Turnover dapat dihitung dengan formula :
Ø Average Collection Period
Average Collection Period digunakan untuk mengukur
periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang (dalam satuan
hari). Jika menghasilkan angka yang semakin kecil menunjukan hasil yang semakin
baik. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Average Collection Period dapat dihitung dengan
formula :
Ø Inventory Turnover
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan
dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu,
atau likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya “overstock”. Rumusnya
sebagai berikut :
Inventory Turnover dapat dihitung dengan formula :
Ø Average Day’s Inventory
Average Day’s Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari)
rata-rata persediaan barang dagangan berada di gudang perusahaan.
Average Day’s Inventory dapat
dihitung dengan formula :
Ø Working Capital Turnover
Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan
modal kerja (netto) yang berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle)
yang terdapat diperusahaan.
Working Capital Turnover dapat dihitung dengan formula :
3.
Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan
untuk memenuhi semua kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh
aset yang dimilikinya
Adapun
Jenis rasio ini adalah
Ø Debt to Assets Ratio
Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandinganantara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.Semakin tinggi rasio
ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sullit bagi
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan
tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimiliknya. Sebaliknya
semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang.
Debt to Assets Ratio
dapat dihitung dengan formula
Ø Debt to Equity Ratio
Rasio
ini digunakan untuk mengetahui perbandingan total utang dan modal sendiri.
Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar setiap
rupiah modal sendiri yang digunakan untuk jaminan utang dan biasanya rasio ini
dinyatakan dalam persentase.
Debt to Equity Ratio dapat
dihitung dengan formula
Ø Long Term Debt to
Equity Ratio
Merupakan
rasio antara utang jangka panjang dan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur
berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri dijadikan jaminan utang jangka
panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dan modal sendiri
yang disediakan oleh perusahaan dan biasanya dinyatakan dalam persentase.
Long
Term Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan formula
Ø Current liabilities to Net Worth
- Ratio Profitabilitas
Rasio ini merupakan merupakan rasio yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen
dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat
dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio
ini disebut juga rasio rentabilitas.
Yang termasuk dalam rasio ini adalah
Ø Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang
mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir,
2009:18).
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan
sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif
lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin
rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin,
2009:61).
Gross profit margin dihitung dengan
formula:
Ø Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah
pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik
operasi suatu perusahaan.
Net profit margin dihitung dengan formula:
Ø
Return of Assets
Return on Assets merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
Semakin
tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment
merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan
bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).
Return on Investment dihitung dengan formula:
Ø
Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran
dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan
(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).
Return on equity adalah rasio
yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net
worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir
2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering
disebut rentabilitas usaha.
Return on equity dapat dihitung dengan
formula:
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kinerja dan Posisi Keuangan
PT. Astra Otoparts Tbk beserta Anak Perusahaan Pada Tahun 2010-2011 berdasarkan
Analisa Rasio
Perhitungan
rasio-rasio keuangan PT. Astra Otoparts Tbk berdasarkan pada data laporan keuangan
tahun 2010 sampai tahun 2011. PT. Astra
Otoparts Tbk yang telah tersedia, laporan keuangan tersebut terdiri dari Neraca
dan Laporan Laba Rugi. Berikut ini adalah perhitungan rasio-rasio keuangan tersebut
:
1.
Rasio
Likuiditas (Liquidity Ratio)
Ø Current Ratio (Rasio Lancar)
Berdasarkan laporan
keuangan PT Astra Otoparts Tbk current rationya adalah
= 1,75 atau 175 %
= 1,35
atau 135 %
Berdasarkan perhitungan current
ratio. PT. Astra Otoparts Tbk tahun
2010 sebesar 1,75 x (berarti bahwa jumlah aktiva lancar ada 1,75 x dari jumlah kewajiban lancar atau setiap Rp
1,- kewajiban lancar dijamin dengan Rp 1,75,- aktiva lancar) lebih kecil dibandingkan
tahun 2011 sebesar 1,35 x. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah aktiva lancar tahun 2011 sebesar Rp
364.730 dimana pada tahun 2010 Rp 2.199.725 menjadi Rp 2.564.455 pada tahun 2011. Selain itu, juga diikuti
dengan naiknya jumlah kewajiban lancar sebesar Rp 641.087 dari tahun 2010 Rp 1.251.731 menjadi Rp 1.892.818 pada tahun 2011. Oleh karena persentase kenaikan
kewajiban lancar lebih besar dari kenaikan aktiva lancar mengakibatkan tingkat
rasio makin menurun..
Ø
Quick Ratio
.
Berdasarkan laporan
keuangan PT Astra Otoparts Tbk quick rationya adalah
= 1,19 atau 119 %
= 0,85 atau
85%
Berdasarkan perhitungan terebut quick
ratio PT. Astra Otoparts Tbk pada tahun 2010 sebesar 1,19 x (berarti bahwa
perusahaan memiliki kemampuan membayar hutang lancar Rp1 dengan membayar Rp1,19)
mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 0,85 x. Penurunan quick ratio tahun 2011
disebabkan karena meningkatnya Persediaan yang tersedia.
Ø
Cash Ratio
Berdasarkan
laporan keuangan PT. Astra Otoparts Tbk.
Cash rationya adalah :
=
0,38 atau 38 %
= 0,19 atau 19 %
Cash ratio mengalami
penurunan 38 % menjadi 19 %. Dari
perhitungan cash ratio tahun 2009
tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp
38 % atau 0,38 uang kas dan yang segera menjadi kas.
2.
Rasio Aktivitas
Ø Account Receivable Turn Over
(Perputaran Piutang)
Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra
Otoparts Tbk. Account Receivable Turn nya adalah :
=
15,8 kali
= 16 kali
Pada perhitungan ini terlihat bahwa kemampuan dana yang tertanam
dalam piutang berputar begitu membaik, hal ini dapat dilihat dengan peningkatan
dari 15,8 x menjadi 16 x. Ini berarti
makin baik, karena modal kerja yang tertanam semakin kecil.
Ø Average Collection Period
(Rata-rata Jangka waktu pengumpulan piutang)
Berdasarkan laporan keuangan PT.
Astra Otoparts Tbk. Average Collection Period nya adalah :
= 23 hari
=
23 hari
Berdasarkan Perhitungan diatas, Pada tahun 2010 PT Astra Otoparts Tbk membutuhkan waktu 23 hari untuk
menagih piutangnya, sedangkan untuk tahun 2011 waktu yang digunakan untuk
menagih piutangnya yaitu 23 har jugai. Keadaan ini tidak berpengaruh bagi
perusahaan karena Perusahaan melakukan penagihan atau pengumpulan piutang
dalam waktu yaitu 23 hari setelah
penjualan dilakukan.
Ø Average Day’s
Inventory
Berdasarkan laporan keuangan PT.
Astra Otoparts Tbk. Average Day’s Inventory nya adalah :
= 50 hari
=
56 hari
Dalam analisis diatas dapat dilihat bahwa barang jadi, rata-rata baru dapat terjual setelah
tersimpan didalam gudang selama 56 hari
pada tahun 2011, jauh lebih cepat dari
tahun 2010 yang hanya 56 hari.
Ø
Inventory Turn over
(Perputaran Persediaan)
Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra
Otoparts Tbk. Inventory Turn Overnya adalah :
=
7,20 kali
=
6,41 kali
Berdasarkan perhitungan
pada perhitungan tersebut Inventory Turn Over PT. Astra Otoparts Tbk
pada tahun 2010 adalah sebesar 7,20x (berarti bahwa dana yang tertanam pada persediaan
berputar sebanyak 7,20x dalam satu tahun) dan mengalami penurunan pada tahun
2011 sebesar 0,79 x dari 7,20 x menjadi 6,41 x. Penurunan pada tahun 2011 disebabkan karena
meningkatnya rata-rata persediaan sebesar
Rp 247.047 yang tidak didukung dengan kenaikan beban pokok penjualan.
keadaan ini sedikit berbahaya bagi perusahaan. Keadaan ini juga menunjukkan
semakin menurunnya pengelolaan di perusahaan, karena semakin banyaknya
persediaan yang ditunda atau di tahan digudang semakin besar biaya yang di
keluarkan yang tidak sebanding dengan penerimaan.
Ø Working Capital
Turnover
Berdasarkan laporan
keuangan PT. Astra Otoparts Tbk. Working Capital Turnovernya adalah :
=
6,6 kali
=
11 kali
Dalam analisis diatas dapat dilihat bahwa barang jadi, rata-rata kemampuan modal kerja pada tahun
20101adalah 11 kali sedangkan dibandingkan dengan tahun 2010 adalah 6,6 kali
3.
Rasio Solvabilitas.
Ø
Rasio Utang (Debt
to Asset Ratio)
Berdasarkan laporan
keuangan PT. Astra Otoparts Tbk. Ratio utang (Debt ratio) nya adalah :
=
0,27 atau 27 %
=
0,32 atau 32 %
Artinya untuk tahun 2010 sebanyak
27 % dari aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman). Kemudian pada tahun
2011 sebanyak 32 % dari aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman).
keadaan tahun 2011 cukup lebih baik dari tahun 2010, karena Semakin tinggi debt ratio menunjukkan
perusahaan semakin beresiko. Karena Kreditor lebih menyukai debt ratio yang
rendah sebab tingkat keamanan dananya semakin baik.
Ø Debt to Equity Ratio
Berdasarkan laporan
keuangan PT. Astra Otoparts Tbk. Debt to Equity Rationya adalah :
=
0,36 atau 36 %
=
0,47 atau 47 %
Rasio ini menunjukkan bahwa pemberi
pinjaman menyediakan 36 % pendanaan untuk setiap rupiah yang disediakan
pemegang saham pada tahun 2010, sedangkan untuk tahun 2011 pemberi pinjaman
menyediakan 47 % pendanaan untuk setiap rupiah yang disediakan pemegang saham.
Ini artinya dari tahun 2009-2010 kegiatan perusahaan yang dibiayai oleh
pinjaman semakin meningkat.
Ø Long Term Debt
to Equity Ratio (LTDER)
Berdasarkan laporan
keuangan PT. Astra Otoparts Tbk. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) nya adalah
:
=
0,06 atau 6 %
=
0,07 atau 7 %
Perbandingan rasio ini dari tahun
2010 ke 2011 semakin meningkat, yaitu dari 6% menjadi 7 %. Ini artinya
pembayaran utang jangka panjang dibandingkan modal sendiri juga semakin
meningkat.
Ø Current liabilities to Net Worth
Berdasarkan laporan
keuangan PT. Astra Otoparts Tbk. Current Liabilities to Net Worth nya adalah :
=
0,31 atau 31 %
=
0,40 atau 40 %
4.
Rasio
Profitabilitas
Ø Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Berdasarkan laporan keuangan PT.
Astra Otoparts Tbk. Gross
Profit Margin (Margin Laba Kotor) nya adalah :
Ø Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Berdasarkan laporan
keuangan PT. Astra Otoparts Tbk. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) adalah sebagai berikut:
=
0,20 atau 20 %
=
0,14 atau 14 %
Net profit margin atau margin
taba bersih adalah merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung biaya dan
pajak penghasilan. Marjin ini menunjukkan perbandingan laba bersih dengan
penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu
perusahaan. Dari analisis diatas diketahui bahwa net profit margin mengalami
peningkatan pada tahun 2011 sebesar 14 % yang tadinya 20 % pada tahun 2010,
menjadi 14,%. Ini artinya perusahaan mengalami kenaikan keuntungan penjualan
setelah menghitung biaya dan pajak penghasilannya.
Ø
Return Of Assets (ROA)
=
0,21 atau 21 %
=
0,15 atau 15 %
Return of
Assets PT. Astra Otoparts Tbk pada tahun 2010 adalah 0.12 ini artinya perusahaan mampu menghasilkan
tingkat keuntungan 21 % dari total aktiva yang digunakan. Dan keadaan ini
semakin menurun pada tahun 2011 yang menghasilkan 15 % laba dari total aktiva
yang digunakan.
Ø
Return On Equity (ROE)
Berdasarkan laporan keuangan PT.
Astra Otoparts Tbk. Return On Equity (ROE) adalah sebagai berikut:
=
0,29 atau 29 %
=
0,23 atau 23 %
Return
on equity merupakan suatu pengukuran dan penghasilan yang
tersedia bagi para pemihak maupun perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan. Sernakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik
keadaan perusahaan. Dari analisis rasio mengalami kenaikan pada tahun 2011
sebesar 23 % yang tadinya 29 % pada
tahun 2010 menjadi 23 % pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun
2010-2011 perusahaan dapat mengelola modal dengan efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Berdasarkan
analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap laporan keuangan PT.
Astra Otoparts Tbk untuk tahun 2010 dan 2011 pada bab sebelumnya maka dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1.
Hasil analisis rasio likuiditas
memperlihatkan bahwa PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2010 dan 2011 berada
dalam posisi yang aman hal ini dapat dilihat dari kenaikan jumlalah kenaikan
pada current ratio.
2.
Hasil analisis rasio aktivitas
memperlihatkan bahwa PT Astra Otoparts Tbk dikatakan memiliki nilai yang baik.
Hal terebut dapat dilihat karena adanya peningkatan penjualan setiap tahunnya,
sehingga secara umum perusahaan dikatakan berhasil dalam meningkatkan
pendapatannya juga.
3.
Hasil analisis rasio solvabilitas
memperlihatkan bahwa PT Astra Otoparts Tbk dikatakan baik secara keseluruhan
hal ini dapat disimpulkan karena perusahaan mampu membayar hutangnya dengan
modal sendiri.
4.
Dilihat dari rasio profitabilitas
pada PT Astra Otoparts Tbk
SARAN
Beberapa saran yang mungkin bermanfaat guna membantu perusahaan dalam
meningkatkan kinerja perusahaan dan dijadikan sebagai bhan pertimbangan di masa
yang akan datang antara lain :
1. Dilihat dari analisis rasio menunjukkan bahwa rasio keuangan PT
Astra Otoparts Tbk cukup baik namun masih ada rasio yang harus diperbaiki.
Untuk itu perusahaan diharapkan untuk tetap mempertahankan rasio-rasio yang
mengalami peningkatan. Sedangkan untuk rasio yang mengalami penurunan
perusahaan diharapkan untuk memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan
penurunan ini dan memperbaikinya. Untuk memperbaiki tingkat likuiditas misalnya
perusahaan dapat melakukan beberapa cara menambah modal sendiri untuk menambah
aktiva lancar, mengurangi hutang lancar dengan modal sendiri, atau mengurangi
hutang lancar dengan cara mengubahnya menjadi hutang jangka panjang.
2. Untuk meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan dapat
melakukan bebeapa cara antara lain : berusaha meningkatkan penjualan serta
mengusahakan pembayarannya dapat dilkukan dengan tempo yang lebih pendek.
3. Untuk mempertahankan agar tetap solvable perusahaan harus mampu
meningkatkan total aktiva dan laba serta mampu menekan biaya bunga
4. Untuk meningkatkan aktivitas perusahaan harus meningkatkan
perputaran persediaan, perputar piutang, dan perputaran aktiva tetap agar
kinerja aktivitas perusahaan dapat ditingkatkan lebih baik.
5. Dan ntuk meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih baik dari
tahun ke tahun perusahaan harus mampu
mengelola keuangannya dan hendaknya ditekankan pada perbaikan struktur modal
yang lebih menguntungkan
DAFTAR PUSTAKA
Jumingan. 2005. .Analisis Laporan Keuangan. Bandung : PT
Bumi Aksara.
S. Munawir. 1997. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta :
Liberty
Kasmir.2003.Studi Kelayakan Bisnis.Jakarta:Kencana
S. Munawir. 1997. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta :
Liberty