Kamis, 12 Desember 2013

I LOVE SUKU PAKPAK








MATA KULIAH UMUM (MKU)


DAMPAK PENGGUNAN BAHASA PROKEM / GAUL TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA        :           NILA KARMILA BANCIN
KELAS        :           A-REG PENDIDIKAN AKUNTANSI
TUGAS        :           BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

DAMPAK PENGGUNAN BAHASA PROKEM / GAUL TERHADAP PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA
NILAKARMILA BANCIN
ABSTRAK
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan bangsa kita. Bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa prokem/gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa prokem/gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Apabila kegemaran menggunakan bahasa prokem / gaul ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Kata Kunci: Prokem, Bahasa Indonesia








A.     PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul.
Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.
B.     PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi. Arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri, berdasarkan pengertian Harimurti Kridalaksana.
Wojowarsito berpengertian bahwa bahasa adalah alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang bahasa.
Bahasa adalah kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk  kalimat yang memiliki arti. Bahasa merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berpikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers).
Bahasa itu meliputi dua bidang yaitu: bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tesirat dalam arus bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita, serta atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi tersebut.
C.     PROKEM ATAU BAHASA GAUL
Bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul. Berdasarkan sejarahnya bahasa ini adalah bahasa sandi yang digunakan oleh anak jalanan atau preman/prokem (pr+OK+em+an= prokem; dua fonem terakhir dihilangkan). Bahasa gaul (prokem) mengawali popularitasnya pada tahun 1998 (Ajip Rosidi). Ternyata seiring perkembangannya bahasa para prokem ini menjadi bahasa pergaulan yang penyebarannya sulit untuk dibendung.
Seiring berkembangnya zaman, bahasa prokem menjadi bahasa pergaulan yang penyebarannya sulit dibendung terutama di kalangan remaja bahkan pada saat ini anak sekolah yang duduk di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas bahkan di Perguruan Tinggi pun sudah mengenal bahasa prokem. Anak-anak sekarang, terutama didaerah perkotaan banyak yang sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baku misalnya dengan menyebutkan elo, gue, mokap, bokap, sangat-banget, serius menjadi cius, beneran menjadi nelan, tidak menjadi enggak dan lain sebagainya
D.    PEMAKAIAN BAHASA PROKEM/GAUL MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Pengaruh Bahasa Indonesia Terhadap Etika Berkomunikasi Pada Kalangan Remaja Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai penyampaian informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi yang terikat dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan Bahasa Indonesia yang benar tentu akan menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti itu akan sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode, dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Berbahasa yang baik dapat di tempatkan pada kondisi resmi atau pada pembicaraan santai dengan mengikuti kaidah bahasa Indonesia di dalamnya. Bahasa mengambil tiga (3) fungsi yaitu:
1.      Fungsi komulatif sebagai sarana untuk berkomunikasi.
2.      Fungsi ekspresif yang memberikan kesaksian tentang kenyataan diri kita kepada orang lain.
3.      Fungsi deskriptif yakni menghasilkan pengetahuan tentang sesuatu.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sebaiknya diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, terutama yang masih kecil akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang baik. Setelah itu seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan juga tingkah laku yang terpuji. Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengerti apa yang menjadi maksud dan tujuan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam berkomunikasi, Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan makan akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, maka orang lain yang mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak bermoral. Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai kalangan.
Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan pengguanaan bahasa Indonesia antara lain:
1.      Menyadarkan remaja akan fungsi dan pentingnya dari bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.      Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
3.      Proses penyadaran dan pembiasaab ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku.
Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa etika dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari :
Ø  Jujur, tidak berbohong.
Ø  Bersikap Dewasa.
Ø  Menggunakan panggilan/ sebutan orang yang baik.
Ø  Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien.
Ø  Tidak mudah emosi/ emosional.
Ø  Berbahasa Indonesia yang baik, ramah dan sopan.
Ø  Bertingkah laku yang baik. Sebagai remaja kita harus aktif dalam penerapan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk membangun komunikasi yang efektif.
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1.      Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.           
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2.      Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu.
Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.
E.     DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA PROKEM
Dampak penggunaan bahasa prokem ada dua yaitu:
1.      Dampak positif dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.
2.      Dampak negatif lainnya, dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya. Penggunaan bahasa prokem/gaul dalam kehidupan sehari – hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :
1.      Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2.      Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3.      Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.      Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa alay. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5.      Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.”

Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
Melihat dampak yang cukup mencengangkan ini yang sebaiknya dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif penggunaan bahasa prokem atau gaul  ini adalah sebagai berikut:
Ø  Yang pertama, sebaiknya guru-guru bahasa Indonesia di sekolah lebih menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD.
Ø  Yang kedua, pada saat berkomunikasi kita harus bisa membedakan dengan siapa kita berbicara, pada situasi formal atau nonformal. Dengan ini kita bisa menyeimbangkan penggunaan bahasa dengan baik agar bahasa alay tidak mendominasi kosakata yang kita miliki.
Ø  Yang ketiga, mengurangi kebiasaan mengirim pesan singkat dengan tulisan yang aneh. Seperti  singkatan kata yang menjadi “yg”dan bukan “yank”, disamping mudah membacanya akan lebih efisien waktu dan tidak membuat si penerima pesan merasa kebingungan membaca tulisan kita.
Ø  Yang keempat, banyak membaca tulisan yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Artinya di dalam buku tersebut terdapat tulisan yang formalitas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Misalnya  wacana, berita, ataupun informasi dalam surat kabar.
Ø  Yang kelima, sebaiknya kita rajin membaca KBBI, karena banyak kosakata bahasa Indonesia yang sudah banyak dilupakan. Ini adalah salah satu wujud  bangga terhadap bahasa kita.

F.      KESIMPULAN
Bahasa menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan bangsa kita. Walaupun bahasa  prokem / gaul  tidak menjadi bahasa yang menggantikan bahasa Indonesia, tetapi lebih baik penggunaan bahasa ini dikurangi, karena dilihat dari kenyataan saat ini, bahasa prokem /gaul  membuat masyarakat Indonesia kehilangan ciri kebahasa-Indonesiaanya. Siapa lagi yang bangga dengan bahasa Indonesia jika bukan kita?
Bahasa prokem / gaul mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak negatif lebih cenderung menguasai dan mengakibatkan permasalahan bagi orang yang menggunakanya. Seperti sulit berbicara, menulis, membaca bahkan menyimak dalam bahasa yang sesuai EYD. Maka dari itu sebaiknya kita mencegah dengan cara meminimalisir bahasa prokem / gaul yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila kegemaran menggunakan bahasa prokem / gaul ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
















DAFTAR PUSTAKA

Barus, S. 2013. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press
Keraf, Gorys.1984. Tata Bahasa Indonesia. NTT: Nusa Indah
http://adiyt.blogspot.com Minggu 28 Oktober 2012 (21.40)
http://bayu.blogspot.com Senin, 30 April 2012 (06.44)
http://rinaesaseptianti.blogspot.com Selasa,11 Desember 2012 (01.03)











Sabtu, 23 November 2013

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


PENERAPAN KALOBORASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE
DENGAN MODEL PEMEBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION






OLEh
KELOMPOK 8
         NAMA        :          ENDANG PURWANTI
                                        ERTINAWATI Br SELIAN
                                         NILA KARMILA BANCIN
        KELAS         :         A-REG PENDIDIKAN AKUNTANSI
        TUGAS        :         STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

                                                    

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013


A.     PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Seiring dengan kemajuan zaman yang terus berkembang dari hari ke harinya, ternyata dunia pendidikan juga mengikuti arus perkembangan zaman itu. Salah satu perkembangan itu ditunjukkan dengan dihadirkannya banyak model-model pembelajaran yang biasa diterapkan saat ini.
Winataputra dalam  Sugiyanto (2008:21) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Sedangkan dalam buku Syaiful Sagala( 2005:175) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar
Jadi dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran adalah  beberapa cara atau teknik yang digunakan oleh guru kepada siswa dalam menyajikan materi pembelajaran dalam sebuah proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang sudah dirancang dapat tercapai.


B.     MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE
a.       Pengertian
Think Pair and Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Menurut Arends dalam Triyanto (2011:64) menyatakan bahwa TPS (Think, Pair, Share) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi kelas.
Dalam Nurhadi (2005: 120), Frank Lyman (1981) think pair share merupakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen.
Jadi dapat disimpulkan  model pembelajaran Think Pair and Share merupakan salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.
b.      Langkah-Langkah
1.      Berpikir ( thinking ) : Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah
2.      Berpasangan ( pairing ) : Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3.      Berbagi ( sharing ) : Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
4.      Guru memberi kesimpulan

c.       Kebaikan
Model pembelajaran Think Pair and Share baik digunakan dalam rangka melatih berfikir siswa secara baik digunakan dalam rangka melatih befikir siswa secara baik. Untuk itu model pembelajaran Think Pair and Share ini menekankan pada peningkatan Daya nalar siswa, daya kritis siwa, daya imajinasi siswa dan daya analisis terhadap suatu permasalahan. Dengan demikian kelebihan model pembelajaran Think Pair and Share yaitu :
1.      Dapat meningkatkan Daya nalar Siswa, daya kritis siswa, daya Imajinasi Siswa dan daya analisis terhadap suatu permasalahan.
2.      Meningkatkan kerjasama anatara siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok
3.      Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain.
4.      Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat sebagai implementasi ilmu pengetahuannya
5.      Guru lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak ketika selesai diskusi

d.      Kekurangan
Sedangkan yang menjadi kelemahan dari model pembelajaran ini adalah
1.      Sulit untuk menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat pemikiran siswa
2.      Bahan-bahan yang berkaitan dengan membahas permasalahan yang ada tidak dipersiapkan oleh guru mauun siswa
3.      Kurang terbiasa memulai pembelajaran dengan suatu permasalahan yang riil atau nyata.
4.      Pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah relative terbatas.









C.     MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION (PEMBELAJARAN LANGSUNG)

a.       Pengertian
Pembelajaran langsung dirancang khusus untuk mengembangkan cara belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Dengan demikian penekanan model pembelajaran langsung ini adalah materi yang sifatnya beraturan atau berurut secara sistematis yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Menurut Arends (dalam Trianto, 2011:41) Model Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Explicit Instruction menurut Kardi (dalam Uno dan Nurdin, 2011:118) adalah suatu model yang  berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”. Explicit Instruction digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Model Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah
b.      Langkah-Langkah
1.      Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2.      Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
3.      Membimbing pelatihan
4.      Mengecek pemahaman dan memberikan umapan balik
5.      Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

c.       Kebaikan
Model pembelajaran explicit Instruction baik digunakan dalam rangka menciptakan daya urut atau kemampuan berfikir siswa secara ringkas dan sistematis. Untuk itu, kelebihan model pembelajaran ini adalah
1.      Penyajian materi dapat lebih ringkas
2.      Penyajian materi dapat berupa skema-skema dalam memudahkan siswa untuk memahaminya
3.      Melatih kemampuan siswa untuk berfikir secara sistematis.
4.      Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya.
5.      Dapat menuntun proses pembelajaran melalui kegiatan bimbingn yang dilakukan guru.

d.      Kelamahan
Kelemahan dari model pembelajaran ini adalah
1.      Guru sulit membuat ringkasan materi yang bisa mewakili keseluruhan materi
2.      Dalam mendemonstrasikan sering kali media yang digunakan sangat terbatas
3.      Dalam latihan lanjutan adanya siswa yang tidak melakukannya
4.      Bahan bacaan kurang tersedia dengan baik sehingga menyulitkan untuk membuat materiyang betul-betul dapat mewakili dari keseluruhan materi.










D.    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik dapat mengaloborasikan model pembelajaran TPS (Think Pair and Share) dengan model pembelajaran Explicit Instruction terhadap peserta didiknya.
Si Guru dapat memulai kegiatan proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran TPS terlebih dahulu yakni dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu kepada anak didiknya terhadap suatu materi atau pembahasan yang akan berlangsung.
Misalnya dalam suatu proses belajar mengajar materi yang akan diajarkan  adalah tentang jurnal. Si pendidik dapat bertanya terlebih dahulu kepada siswanya tentang pengertian jurnal, mengapa dalam perusahaan perlu dibuat jurnal, serta apa jenis-jenis jurnal serta fungsinya.
Dalam penerapan model ini si Guru terlebih dahulu membagi siswanya tiap kelompok 2 orang, kemudian mereka diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang beberapa pertanyaan yang telah diajukan, kemudian setiap kelompok yang ditunjuk berhak untuk menyampaikan hasil diskusi mereka kepada teman-temannya. Setelah mendengarkan hasil pendapat para siswanya si guru menyimpulkan materi pembelajaran
Model pembelajaran ini perlu dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu model ini dapat meningkatkan daya nalar siswa, dan daya analisisnya terhadap suatu materi yang diajarkan serta dapat meningkatkan kerjasama antar siswa karena model ini dilakukan secara berpasangan dengan teman sebelahnya. Setelah itu setiap kelompok yang ditunjuk menyampaikan hasil pendapat mereka terhadap semua temannya dikelas, hal ini juga mampu menumbuhkan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapatnya. Model ini biasanya tepat dilakukan oleh seorang pendidik untuk materi-materi yang bersifat teori atau analisis.
Setelah menerapkan konsep TPS dalam materi Jurnal untuk Mata Pelajaran Akuntansi si Guru dapat mengaloborasikan model pembelajaran Explicit Instuction. Seperti yang telah diketahui bahwa Mata Pelajaran akuntansi tidak hanya membahas tentang teori saja tetapi lebih banyak terhadap praktik yang semuanya itu butuh penjelasan tahap demi tahapnya. Dalam hal ini guru lebih berperan aktif. Contohnya untuk materi Jurnal diatas setelah si Guru mengajak siswanya untuk berpikir tentang jurnal secara teoritis dalam model TPS sekarang waktunya guru untuk menjelaskan bagaimana tahapan pecatatan jurnal dalam perusahaan, secara praktiknya dalam model EI. Si guru memandu siswanya dalam membuat jurnal mulai dari tahap awal dengan  menganalisis transaksinya hingga tahap akhirnya. Hal ini perlu dilakukan karena untuk materi-materi yang bersifat tahapan yang saling berhubungan si siswa membutuhkan penjelasan.
Namun bukan berarti dalam model ini si siswa dibiarkan begitu saja, karena untuk menigkatkan pencapaian hasil yang lebih baik si guru memberikan latiahan atas materi yang telah di ajarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press.
Istarani.2012.58 Model Pembelajaran. Medan : Media Persada
Trianto. 2011.Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta:Bumi Aksara.